PADANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat memproyeksi APBD 2011 mengalami defisit Rp 41,13 miliar dari selisih target pendapatan daerah sebesar Rp 1,174 triliun.
Proyeksi defisit dan perkiraan belanja daerah mencapai Rp 1,215 triliun itu disampaikan Walikota Padang Fauzi Bahar dalam penjabaran APBD Padang 2011 seperti dilaporkan di Padang, Minggu (17/4/2011).
Ia menjelaskan, target pendapatan daerah 2011 sebesar Rp 1,174 triliun yang menurun dibanding tahun 2010, yang ditargetkan Rp 1,23 triliun, dimana sumber terbesar berasal dari dana perimbangan daerah yang ditargetkan sebesar Rp 810,19 miliar.
Sumber pendapatan daerah Padang terbesar kedua berasal dari lain-lain pendapatan asli daerah yang sah yakni sebesar Rp 210,78 miliar dan ke tiga dari pendapatan asli daerah (PAD) yang ditargetkan Rp 153,12 miliar.
Pendapatan daerah dari dana perimbangan daerah sebesar Rp 810,19 miliar bersumber dari dana bagi hasil pajak dan bukan pajak sebesar Rp 45,02 miliar, lalu dana alokasi umum (DAU) Rp 711,73 miliar dan dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp 53,43 miliar.
Sedang pendapatan daerah dari lain-lain pendapatan asli daerah yang sah bersumber pada dana hibah sebesar Rp 41,11 miliar, dana bagi hasil pajak dari provinsi Sumbar dan daerah lainnya ditargetkan Rp 46,81 miliar dan dana penyesuaian dan otonomi khusus sebesar Rp 122,85 miliar.
Sedangkan PAD Padang 2011 bersumber dari pajak daerah dengan target Rp 96,84 miliar, retribusi daerah sebesar Rp 38,88 miliar, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar Rp 5,25 miliar dan lain-lain PAD yang sah dengan target Rp 12,14 miliar.
Sementara itu, untuk belanja daerah Padang 2011, Pemko menetapkan sebesar Rp 1,215 triliun yang turun dibandingkan target pada 2010 yang mencapai Rp 1,178 triliun.
Belanja daerah 2011 itu meliputi, untuk belanja tidak langsung sebesar Rp 846,37 miliar dan belanja tidak langsung dengan target Rp 368,85 miliar.
Belanja langsung dialokasikan untuk belanja pegawai sebesar Rp 741,64 miliar, belanja hibah Rp 43,95 miliar, belanja bantuan sosial Rp 58,77 miliar dan belanja tidak terduga dengan target Rp 2 miliar.
Sedangkan belanja tidak langsung dialokasikan untuk belanja pegawai sebesar Rp 38,25 miliar, lalu belanja barang dan jasa Rp 170,36 miliar serta untuk belanja modal ditargetkan Rp 160,23 miliar. Sent from Indosat BlackBerry powered by
Tidak ada komentar:
Posting Komentar