TNI Berdalih Menembak untuk Bela Diri

Written By rayi dwiky putra on Kamis, 21 April 2011 | 02.36

Seribuan petani Urut Sewu yang meliputi sembilan desa di Kecamatan Buluspesantren dan Kecamatan Ambal berunjuk rasa agar pemerintah menghentikan latihan tembak di kawasasan pantai Urut Sewu, di DPRD Kebumen, Kamis (14/5). Mereka juga menuntut agar kawasan pantai Urut Sewu yang selama ini digarap sebagai lahan pertanian dapat disertifikatkan, agar tidak diklaim TNI AD.

JAKARTA, KOMPAS.com - Markas Besar TNI Angkatan Darat (AD) berdalih aparatnya hanya membela diri saat melakukan penembakan dalam bentrok di Kebumen, Jawa Tengah. Personel TNI bentrok dengan sejumlah warga kawasan Urut Sewu, Desa Sentrojenar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (16/4/2011) saat terjadi demonstrasi penolakan warga atas latihan militer di daerah tersebut.

Kepala Dinas Penerangan Umum Mabes TNI-AD Kolonel Dedy Agus Purwoko, Minggu (17/4/2011), mengatakan, pihaknya sudah melakukan langkah-langkah persuasif dan prosedural untuk menghalau warga yang berunjuk rasa. Namun, warga mencoba masuk ke dalam markas Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat (Dilitbangad). "Namun mereka tidak menghiraukan dan bahkan terus merangsek ke dalam markas," katanya.

Dedy menuturkan, bentrokan dilatarbelakangi penolakan warga jika wilayahnya digunakan latihan Dislitbangad. "Kami sudah mengalah dengan memindahkan areal latihan. Namun, warga tetap menolak dan berunjuk rasa di depan markas," katanya.

Ia mengatakan, aksi unjuk rasa ditangani prajurit TNI-AD dengan melakukan langkah-langkah prosedural dan persusif namun warga terus menyerang dan bahkan sempat merobohkan salah satu papan nama gedung di sekitar Markas Dislitbangad. Sejumlah pengunjuk rasa juga memotong ranting dan dahan pohon di sekitar markas untuk menutup jalan yang melintas dari dan menuju markas.

Akibatnya, akses jalan menuju markas pun tertutup. Warga juga terus merangsek mencoba memasuki markas. Melihat aksi massa yang semakin tidak terkendali, lanjut Dedy, prajurit melakukan tindakan pembelaan diri untuk melindungi aset yang berada di dalam markas.

"Walaupun di sana adalah markas penelitian dan pengembangan tetapi namanya markas tentara. Jadi tetap ada gudang mesiu dan lainnya," tuturnya.

Tentang tindakan para prajurit yang dianggap berlebihan karena menembaki warga, Dedy menegaskan, "Ini bukan masalah berlebihan atau tidak. Tetapi markas kami diserang dan akan dimasuki paksa. Karena itu kami perlu membela diri."

Terkait dengan korban, ia mengatakan, mereka sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat. "Tidak ada korban tewas. Mereka sebagian besar mengalami luka memar akibat peluru karet," katanya.

Dalam insiden ini, tujuh warga dilarikan ke rumah sakit setempat untuk mendapatkan perawatan. Di antara para korban yang dirawat di Bangsal Teratai RS Kebumen tersebut adalah Aris Wahyudi (49), Mustofa (65), Syamsudin (26), Mulyanto (21) dan Kusriyanto (29). Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

View the original article here

Tidak ada komentar:

Posting Komentar